Dan Hujan Pun Berhenti

Dan Hujan Pun Berhenti


Dan Hujan Pun Berhenti
Karya: Herfina I

“Bagaimana rasanya mengakhiri hidup di tengah hujan?”
Tanyaku dalam hati saat melihat hujan untuk kesekian kalinya.
Aku berpikir mungkin akan lebih menyenangkan.
Karena tidak akan ada satupun manusia yang tahu aku akan mengakhiri hidupku di sana.
Mereka hanya akan berpikir bahwa aku sedang menari bahagia di bawah hujan.

Mereka tidak akan tahu bahwa aku yang sedang menari bahagia di bawah hujan ini sedang merencanakan untuk bunuh diri.
Dan hujan pun berhenti.
Mereka yang mulanya tersenyum kini mulai berteriak dengan histeris.
Aku melihat banyak orang mulai mengelilingi tubuhku yang bersimbah darah ini.
Namun aku tersenyum di akhir hujan kali ini. 
Semuanya menjadi lebih ringan dan juga melegakan.

Lalu aku terbangun dari tidurku dan sadar, bahwa itu semua hanya mimpi.
Ternyata hal melegakan tadi hanya sebuah mimpi.
Aku menatap ke arah jendela dan hujan kali ini memang benar-benar sudah berhenti.
Meninggalkan luka yang belum mengering. 
Bersama bayangan dan angan yang telah lama mati. 
Temu

Temu


Sekian, titik temu

Mestinya bermuara di kotak biru

Naas terhenti pada persimpangan kelabu, semu, juga tak tentu

Tiada palu diatas paku

Sisa luka bertalu - talu

Menggelegarkan puing – puing rindu

Binasa asa yang lalu

Tak jadi satu juga menyatu

Masa kini tak jadi penentu

Nasib kedepan siapa yang tau?

Berulang dititik temu

Untuk kali keseribu


Oleh : Razita Rakha

Ambigu

Ambigu


Mengadu?

Bersuara saja aku malu Lintas perasaan yang menjelma batu Itu bukan kata hatiku Hanya rasio otak saja Rasanya ingin meledak Meledak!mengadu sejadi-jadinya Dasar aku!

Sudah tau tuhan maha mau Masih saja khawatir ini itu Sungkan?

Tenang saja, sudah biasa tuhan menerima ketidak tau dirian!

Berdoa sajalah semaumu.


Oleh : Fara Ulya

Kalah

Kalah


Padahal kau tau kalo itu dosa namun hatimu kalah oleh nafsu yang menggelora

Kau pun tahu baik dn buruk itu beda namun tetap nafsunmu pemenangnya

Hatimu berkarat dan matanya buta karna penuh dengan tirai dosa

Badanmu gemuk tapi kerempeng ruhnya kau biarkan terpuruk seharusnya terbang mengangkasa

Sampai kapan kau mau tertipu daya oleh bahagia semu dan nafsu semata

Upaya mu sia sia baru melangkah sudah kau puja

Padahal masih ada tangga atasnya sudah merasa segalanya dengan sombong dan bangga


Tegal. 19 Mei 2024

 risalah hati

 by rrhabiby

Do'a Nakal

Do'a Nakal


Tuhan ...

Otak dariMU tidak lagi berguna

Hasil darinya hanyalah dunia semata

Tuhan ...

Mata dariMU tidak lagi mampu melihat

Setiap Ayat-ayat Al-Qur'an sebagai penuntun umat

Tuhan ...

Kaki dariMU tidak lagi mampu berjalan 

Ke masjid tempat peribadatan 

Tuhan ...

Telinga dariMU tidak lagi berfungsi 

Kumandang adzan tak sampai kehati 

Tuhan ...

Maafkanlah aku yang menyetubuhiMU dengan do'a do'a yang nakal itu.


Oleh : Awan

Dia Punya Jawabannya

Dia Punya Jawabannya



Langit mendung sore itu dan baju gamisku yang sudah lusuh

Aku tetap menyukai apa yang ku lakukan hari ini

Walau aku merasa seperti “apa yang ku cari hingga seperti ini?”

Aku tidak menginginkannya tetapi dia seakan menyuruhku untuk tetap berada disini

Aku menyukai diriku yang seperti ini, tetapi juga rindu diriku yang kemarin

Rabb…

Jalan yang kau tawarkan kepadaku ini bukan mauku, anganku, apalagi mimpiku

Diri ini sadar masih ingin bermain-main di atas alat yang kau sediakan ini

Tetapi yang kau tawarkan jauh lebih nikmat jika di bandingkan dengan apapun

Aku sadar bahwa ini bukan lagi tentang kemauan apa yang aku inginkan

Melainkan ini adalah apa yang engkau takdirkan.


Oleh : Tazkiyatun Nufus

Semarang, 11 Mei 2024

Rumah Dalam Rumah

Rumah Dalam Rumah


Rumah di dalam rumah
Karenamu memiliki inner beauty yang luar biasa,
Karenamu keindahan itu teralihkan padamu,
Rumah di dalam rumah
Karenamu berhak didahulukan dengan lantang dan tegas,
Karenamu............
Karenamu............
Karenamu............
Lalu aku!


Oleh : Jeje_Hamim