MENGENAL KITAB PESANTREN ; TA’LIM AL-MUTA’ALLIM

MENGENAL KITAB PESANTREN ; TA’LIM AL-MUTA’ALLIM

Kajian kitab sudah sangat jarang kita temukan dalam dunia perkuliahan. Tak jarang pula terdapat kegiatan yang mengadakan series kajian hanya dengan penjelasan dari intinya. Meskipun tidak seperti dalam kajian pesantren yang menjelaskan secara rinci dan pemaknaan tiap kata yang sering kita sebut dengan maknani. Maknani merupakan penulisan arab pegon yang ditulis secara miring dibawah kalimat arab pada kitab. Mungkin anak pesantren akan rindu dengan kajian semacam ini bila telah berada di bangku perkuliahan. Salah satu kitab yang sangat menarik bagi saya yaitu kitab Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnuji. 

Pada masa ini, adab generasi muda terhadap orang yang lebih tua ataupun kepada guru telah memudar bahkan hilang. Hal tersebut tentu sangat di sayangkan adanya, Pepatah mengatakan, adab berada di atas ilmu, ataupun adab lebih penting dari pada ilmu.  Hal ini kurang lebih sesuai dengan yang di sampaikan oleh Imam Ibnu al-Mubarak :

نَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِلْمِ

“Kita lebih membutuhkan adab (meskipun) sedikit dibanding ilmu (meskipun) banyak” (Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ wa Minhâj al-Ashfiyâ, Dar el-Kutub al-‘Ilmiyah, h. 262). Dari kutipan diatas tentu dapat kita simpulkan betapa pentingnya ber-etika. 

Kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan belajar. Kitab ini terdiri dari 112 halaman. Nama lengkap penyusunnya adalah Burhânuddîn Ibrâhim al-Zarnûji al-Hanafi. Kata al-Zarnûj dinisbatkan kepada salah satu kota terkenal dekat sungai Oxus, Turki. Dari penisbatannya kepada al-Hanafi di ujung namanya dapat diketahui bahwa beliau bermazhab Hanafi. Mengenai tahun kelahirannya para ulama tarikh masih berbeda pendapat, begitupun dengan tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H, namun ada juga yang menyebutkan wafat pada 640 H (Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum, Beirut: al-Maktab al-Islami, cetakan pertama, 1981, halaman 18).

Dalam kitab Imam Al-Zarnuji ini menjelaskan sedikitnya ada 13 pasal dalam menuntut ilmu atau di sebut sebagai  Tharîq at-Ta’allum. Yaitu; Hakikat, Hukum, Dan Keutamaan Menuntut Ilmu, Niat Dalam Menuntut Ilmu,Cara Mencari Ilmu, Teman Dan Guru, Etika Menghormati Ilmu Dan Guru, Kesungguhan, Istiqomah Dan Cita-Cita Mulia Dalam Memnunutut Ilmu, Tahap Awal, Ukuran Dan Urutan Ilmu Yang Di Pelajari, Tawakkal Kepada Allah SWT, Masa Produktif, Kasih Sayang Dan Nasihat, Mengambil Faidah Pelajaran, Bersikap Wara’ Ketika Belajar, Penyebab Hafal Dan Lupa, Sesuatu Yang Mendatangkan Dan Menjauhkan Rezeki, Serta Menambah Dan Memperpendek Umur.

Dalam kitab Karya Imam Al-Zarnuji ini kita dapat mengambil satu materi yang dapat menjadi formulasi penyelesaian dari permasalahan penurunan adab murid terhadap guru. Salah satu contoh yaitu dalam dunia perkuliahan. Seringkali dosen muda terlihat supel dan mudah bergaul dengan mahasiswa. Jarak usia yang cenderung dekat juga mempengaruhi etika antara mahasiswa dan dosen semakin menurun. Mahasiwa lupa bahwa dosen yang hampir sebaya dengan dirinya merukapan sosok guru yang harus dihormati. 

Dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum  di sebutkan terdapat 5 perkara yang harus di jaga sebagai adab murid terhadap guru. Yaitu ; (1)Tidak Berjalan Di Depan Guru(2)Tidak Duduk Di Tempat Duduk Guru(3)Tidak Mendahului Pembicaraan Tanpa Izin Guru(4)Sedikit Berbicara Dan Tidak Bertanya Hal Yang Membuat Guru Tidak Nyaman(5)Ketika Bertamu, Sabar Menunggu Hingga Guru Keluar.

Mirisnya perkembangan zaman milenial ini, hal-hal semacam itu sudah tidak lagi di anggap penting dan terabaikan. Adab-adab kuno seperti itu perlu kita jaga dan laksanakan untuk mendapatkan keberkahan mencari ilmu dan ridha guru.



Penulis: Umi Hanifah